10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa.

ABSTRAK

Skripsi ini dilatar belakang masalah yang diteliti adalah tentang jiwa Pemahaman yang beragam dalam memahami eksistensi jiwa ini juga dalam rangka memahami kebenaran Mutlak yaitu Sang Pencipta. Maka ketika seseorang memahami dirinya–yaitu jiwa beserta seluruh yang ada pada diri manusia- maka ia  akan mengenal TuhanNya. Ibn Maskawih dalam kitab Tahzib al-Akhlaq, menggambarkan bagaimana bahwa jika daya-daya jiwa manusia bekerja secara harmonis dan senantiasa merujuk pada akal dapat melahirkan perbuatan-perbuatan moral yang akan menguntungkan bagi manusia dalam kehidupannya di dunia. Stabilitas fungsi daya-daya jiwa ini pun sangat tergantung pada faktor pendidikan yang sedemikian rupa akan membentuk tata hubungan fungsional daya-daya jiwa dalam membuat keputusan-keputusan yang memang diperlukan manusia dalam merealisasikan   nilai-nilai   moral   dalam   kehidupan.   Dan   oleh   karena penjagaan kerja akal agar selalu berjalan sesuai dengan naturalnya merupakan  prasyarat  bagi  perwujudan  nilai-nilai moral,  maka pembinaannya merupakan  suatu  kemestian  dalam  dunia pendidikan,  dan dari gambaran pemikiran Ibn Maskawih, maka Sripsi ini membahas tentang Pemikiran Ibn Maskawih Tentang Jiwa.
Peneliti   menyimpulkan dari penelitian yang dilakukan, bahwa Konsep Jiwa menurut Ibn Maskawih ini secara umum berusaha mencoba mengungkap hal-hal penting dari pemikiran intelektual Islam klasik, bagi Ibn Maskawih, jiwa adalah jauhar rohani yang tidak hancur dengan sebab kematian jasad. Ia adalah kesatuan yang tidak terbagi-bagi. dan akan hidup selalu. Ia tidak dapat diraba dengan pancaindera karena ia bukan jisim dan bagian dari jisim. Sebagai subtansi sederhana yang tidak dapat diindera oleh salah satu alat indera. Manusia menurut  Ibn  Maskawih mempunyai tiga kekuatan yang bertingkat- tingkat sesuai dengan urutan sebagai berikut: Al- Nafs al- Bahimiyah (nafsu kebinatangan) yang buruk, manusia mempunyai sifat-sifat; ujub (pongah), sombong, mengolok-olok, penipu dan hina dina. Al  Nafs  al-  Sabu’iah  (nafsu  binatang  buas)  yang sedang.  Al  Nafs  al- Nathiqah ( jiwa yang cerdas) yang baik,  manusia mempunyai sifat-sifat yang adil, harga diri, berani, pemurah, benar dan cinta Sifat buruk dari jiwa telah   mempunayai   kelakuan berani   baik,   pengecut,   ujub   (ponggah), sombong, suka olok-olok, penipu. Pada era modern, masyarakat sedang terjadi cultural shock atau kejutan-kejutan budaya,  yang di mana dalam pemikiran Ibn Maskawih, telah dijelaskan, apabila seorang manusia tidak bisa  mengendalikan  apa yang    terjadi  diera  modern  ini,  yang  di  mana banyak sekali pemberitaan tentang kejahatan moral di media massa, dari itu manusia secara tidak langsung sudah dapat mengira baik buruknya suatu perbuatan, dan baiknya perilaku manusia tergantung pada pengendalian jiwa manusia.

Kata Kunci: Jiwa, Ibn Maskawih, Daya-daya Jiwa
File Selengkapnya.....


Tag Favorit :

10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa. adalah yang barusan kamu baca.

PESAN SEKARANG Kumpulan Contoh Skripsi/Tesis bisa Request Sesuai Topik Judul yang di Butuhkan Caranya silahkan chat WA, +GRATIS BANTUAN TEKNIS KONSULTASI DAN BIMBINGAN GARANSI LOLOS CEK PLAGIASI ,

10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa. 10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa. 10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa. 10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa.

Belum ada Komentar untuk "10. Pemikiran Ibn Maskawih tentang jiwa."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel