Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008

ABSTRAK



Sayuran merupakan tumbuhan yang dapat dimakan sebagai pelengkap

makanan karena mengandung vitamin dan mineral. Dalam budidaya sayuran tidak

terlepas dari masalah hama dan penyakit tanaman. Dalam mengatasi masalah tersebut

penggunaan bahan kimia untuk mempertahankan produksi sayuran sudah tak asing

lagi seperti penggunaan asam salisilat. Asam salisilat sukar larut dalam air dan larut

dalam air mendidih dimana titik didih asam salisilat adalah 280 0C. Asam salisilat

pada sayuran dosisnya memang kecil, tetapi jika dikomsumsi terus -menerus akan

menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.

Penelitian ini merupakan penelitian survai yang bersifat deskriptif. Obj ek

penelitian adalah sayuran yang dijual di pasar Swalayan Carrefour sebanyak 3 sampel

yang kemudian diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan Medan untuk mengetahui

berapa residu asam salisilat pada sayuran dan air rebusan sebelum dan sesudah

dimasak dengan metode titrasi. Hasil penelitian mengacu kepada PerMenKes RI

No.1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan Makanan.

Sayuran yang mengandung asam salisilat yang dimasak dengan suhu 60 0C-

800C mengalami penurunan kadar asam salisilat yakni pada sayur ba yam 19,8-16

mg/Kg, sayur daun singkong 34,8- 27,1 mg/Kg, dan pada sayur kangkung 21,1-16,6

mg/Kg. Sedangkan pada air seduhan terjadi peningkatan kadar asam salisilat dari

suhu 60 0C-800C , yakni pada sayur bayam 24,9- 27,1 mg/Kg, sayur daun singkong

39,2-45,8 mg/Kg, dan pada sayur kangkung 24,9- 28,2 mg/Kg. Berdasarkan

PerMenKes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 asam salisilat tidak diperbolehkan ada

pada makanan.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada sedikit penurunan kadar asam

salisilat pada sampel sa yuran sebelum sayuran dimasak dan sesudah dimasak dengan

air rebusannya dan sebagian besar asam salisilat hanya berpindah tempat yakni dari

sampel sayuran ikut larut dalam air rebusannya, hal ini dikarenakan sifat asam

salisilat yang sukar larut dalam air dan larut dalam air mendidih dimana titik didih

asam salisilat adalah 280 0C yang tidak mungkin tercapai dengan suhu pemasakan

sayuran. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap sayuran jika sayuran dimasak

dengan suhu 100 0C yang biasanya digunakan ibu r umah tangga untuk memasak

sayuran.
File Selengkapnya.....

Tag Favorit :

Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008 adalah yang barusan kamu baca.

PESAN SEKARANG Kumpulan Contoh Skripsi/Tesis bisa Request Sesuai Topik Judul yang di Butuhkan Caranya silahkan chat WA, +GRATIS BANTUAN TEKNIS KONSULTASI DAN BIMBINGAN GARANSI LOLOS CEK PLAGIASI ,

Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008 Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008 Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008 Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008

Belum ada Komentar untuk "Perbedaan Kandungan Asam Salisilat Dalam Sayuran Sebelum Dan Sesudah Dimasak Yang Dijual Di Pasar Swalayan Di Kota Medan Tahun 2008"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel