454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak)

ABSTRAK Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagai khalifah, manusia bukan saja diberi kepercayaan untuk menjaga, memelihara dan memakmurkan alam ini, tetapi juga dituntut untuk berlaku adil dalam segala urusannya. Dengan kata lain, manusia harus selalu menjaga perilakunya, baik dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia maupun alam di sekitarnya. Terbentuknya akhlak mulia inilah seharusnya yang menjadi tujuan pendidikan. Akan tetapi, realita yang terjadi di lapangan tidak demikian. Perkembangan dan ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang luar biasa, seharusnya juga disertai dengan perhatian terhadap pendidikan, khususnya pendidikan moral. Namun, yang terjadi sekarang justru sebaliknya, adanya krisis pendidikan. Terjadinya krisis pendidikan dapat terlihat dari semakin berkembangnya kecenderungan manusia untuk berbuat jahat dan kekerasan serta rusaknya tatanan sosial ditambah dengan semakin rendahnya moralitas manusia. Aspek moral yang ditekankan di dalam sistem pendidikan Islam sebenarnya telah banyak dikemukakan, baik oleh para pakar Islam klasik maupun modern, seperti Miskawaih, al-Ghazali, Prof. Dr. Ahmad Amin, Dr. Miqdad Yaljan dan sebagainya. Atas dasar inilah, peneliti tertarik untuk mengungkap kembali pemikiran Miskawaih di bidang pendidikan akhlak didalam salah satu karangan kitabnya yaitu tahdzibul akhlak dengan tujuan barangkali dijumpai pendapat yang layak untuk dihidupkan kembali dan diimplementasikan dalam pendidikan akhlak masa sekarang dan masa mendatang. Desain dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bersifat studi pustaka (library research) dan teknik analisisnya bersifat kajian isi (content analysis). Untuk kelancaran penelitian dan analisis data, peneliti memakai beberapa teknik, antara lain: Mencari, menemukan, membaca, memahami, mencatat semua keterangan dari buku-buku dan melakukan browsing (penelusuran) di internet untuk mencari data-data tambahan dan informasi terkini yang mendukung penelitian. Data-data yang diperoleh akan diolah untuk mendapatkan hasil sesuai dengan pembahasan pada penelitian ini dengan menggunakan metode diskriftif kualitatif. Penelitian menghasilkan simpulan bahwa Ibnu Miskawaih mendefinisikan akhlak dengan keadaan jiwa yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan secara spontan, tanpa membutuhkan pertimbangan dan pemikiran. Keadaan jiwa (akhlak) ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu: Pembawaan sejak lahir (hereditas / alamiyah), dan akhlaq yang dihasilkan melalui proses latihan dan pembiasaan. Melalui pendekatan ini memberikan arah terhadap visi tujuan pendidikan secara ideal dan praktis sekaligus, baik itu pandangannya tentang manusia, tujuan pendidikan, metode pembelajaran serta tentang profesionalisme guru (pendidik). Sedangkan aktualisasi konsep pendidikannya dalam konteks pendidikan modern terlihat dalam aspek epistemologinya uang pada ahirnya akan berdampak pada orientasi tujuan, materi, metodologi pembelajaran, serta keterlibatan masyarakat dalam pmbentukan akhlaq peserta didik.
File Selengkapnya.....

Tag Favorit :

454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak) adalah yang barusan kamu baca.

PESAN SEKARANG Kumpulan Contoh Skripsi/Tesis bisa Request Sesuai Topik Judul yang di Butuhkan Caranya silahkan chat WA, +GRATIS BANTUAN TEKNIS KONSULTASI DAN BIMBINGAN GARANSI LOLOS CEK PLAGIASI ,

454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak) 454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak) 454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak) 454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak)

Belum ada Komentar untuk "454. Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih (Studi Kitab Tahdzib Al Akhlak)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel