7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai

Baca Juga..

ABSTRAK

Rahn  (gadai) merupakan  kebutuhan  manusia,  tetapi  sering pula  menjadi masalah,  hal  ini sebagaimana  terjadi  di  Desa Karangmulya  Kee.  Bojong  Kah. Tegal  ditemukan   sebuah   masalah yaitu   adanya  warga   yang  tergolong   kaya membuka   praktek   seperti   lembaga   pegadaian. Warga   tersebut   bemama   H. Suharto, menerima gadai motor tanpa mengenakan bunga, dan orang yang menggadaikan   motor  (rahin)  dapat  menebus  kembali  barang  yang  digadaikan tanpa bunga. Berdasarkan  permasalahan  diatas, penulis  tertarik untuk melakukan penelitian  dengan judul Tinjauan  Hukum  Islam  Terhadap  Pengalihan  Barang Gadai (Studi Kasus  Gadai Sepeda Motor di Desa Karangmulya   Kee Bojong Kab Tega!).  Adapun  perumusan  masalahnya  yaitu: (1). Bagaimana  akad pelaksanaan pengalihan barang gadai di Desa Karangmulya  Kee. Bojong Kah. Tegal? dan (2). Bagaimana  tinjauan hukum  Islam dalam pelaksanaan  pengalihan  barang gadai di Desa Karangmulya  Kee.  Bojong Kah. Tegal?
Penelitian  ini  merupakan  penelitian field research  (penelitian  lapangan) dengan pendekatan kualitatif. Sumber primemya yaitu wawaneara di Desa Karangmulya  Kee.  Bojong  Kab.  Tegal sedangkan  sumber  sekundemya  adalah buku-buku,  hasil penelitian-penelitian terdahulu, majalah, eatatan dan sebagainya yang  relevan   dengan  judul   penelitian   ini.   Metode   Pengumpulan   data yang digunakan  dalam penelitian  ini adalah  interview (wawaneara) dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah metode deskriptif normatif.
Hasil  pembahasan  menunjukkan  bahwa  proses  akad  pelaksanaan pengalihan  barang gadai dari  yang menggadaikan   kepada  penerima  gadai,  dan pengalihan  dari penerima  gadai kepada orang lain  yang  yang membutuhkan  di Desa Karangmulya Kee. Bojong Kab. Tegal sudah sesuai dengan syarat dan rukun gadai.  Meskipun  penebusan   motor  di  Desa  Karangmulya  tidak mensyaratkan bunga,  namun  motor  yang  disewakan  oleh  penerima  gadai  kepada  orang  lain, sudah menunjukkan sama dengan bunga, penerima gadai sudah mendapat untung yang  sama  dengan bunga  dari  hasil  motor  yang  disewakan.  Seluruh  fuqaha sepakat  bahwasanya   hukum  riba adalah  haram  berdasarkan   keterangan   yang sangat  jelas  dalam   al-Qur'an  dan   al-Hadis. Ditinjau   dari  hukum   Islam,   di Keeamatan  Bojong, pihak pemegang  barang jaminan  (penerima gadai/murtahin) memanfaatkan barang jaminan  itu (motor), dan sudah mendapat izin dari pemilik barang jaminan  (yang menggadaikan  motor/rahin).  Meskipun  demikian, Jumhur ulama   fiqh, selain  ulama   Hanabilah,   berpendapat   bahwa   pemegang   barang jaminan  tidak boleh memanfaatkan barang jaminan  itu, karena barang  itu bukan miliknya seeara penuh.

Kata Kunei :   Pengalihan, Akad, Gadai, Desa Karangmulya
File Selengkapnya.....


Tag Favorit : skripsi sdm variabel y skripsi akuntansi bab 1 skripsi kualitatif skripsi ugm Teknologi informasi-ilmu komputer-Sistem Informasi skripsi analisis skripsi k-means clustering skripsi data sekunder skripsi 50 lembar skripsi musik e skripsi uny skripsi qualitative skripsi adalah skripsi nilai moral skripsi 4 variabel sdm

Baca Juga..


7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai adalah yang barusan kamu baca.

PESAN SEKARANG Kumpulan Contoh Skripsi/Tesis bisa Request Sesuai Topik Judul yang di Butuhkan Caranya silahkan chat WA, +GRATIS BANTUAN TEKNIS KONSULTASI DAN BIMBINGAN GARANSI LOLOS CEK PLAGIASI ,

Sabtu 19 April 2025
7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai 7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai 7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai 7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "7. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengalihan Barang Gadai"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel