515. Studi Komparasi Konsep Pendidikan Al-Ghazali Dan Paulo Freire

ABSTRAK Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan sebagai sarana penting dalam usaha membangun sumber daya manusia dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan sehingga tercipta manusia yang memiliki moral, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya sebuah konsep pendidikan yang mapan untuk dijadikan acuan yang paten. Konsep pendidikan yang dimaksud adalah konsep pendidikan ideal. Dalam mencari acuan konseptual, maka dalam skripsi ini dikaji konsep yaitu Al-Ghazali dengan konsep pendidikan Islam dan Paulo Freire dengan konsep pembebasannya. Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kondisi obyektif pendidikan di Indonesia serta kemungkinan aplikasinya. Dalam penulisan skripsi ini, digunakan pendekatan kualitatif deskriptif analisis kritis. Adapun jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan (library reseach). Metode pengggumpulan data menggunakan metode dokumentasi, dan analisa datanya menggunakan analisis isi (content analisis) untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan obyektif. Adapun teknik analisanya menggunakan metode metode diskripsi, deduksi, induksi, kesinambungan historis dan serta menggunakanmetode komparasi untuk menemukan letak persamaan dan perbedaan kedua konsep tersebut. Hasil penelitian ini adalah (1) Pemikiran pendidikan Al-Ghazali bercorak religius-etik. Corak tersebut dipengaruhi oleh penguasaannya di bidang sufisme, dalam kepribadiannya penuh nilai-nilai Islami, dan ajaran tasawuf. Ia lebih menekankan pada budi pekerti dan spiritualitas manusia. Tujuan pendidikannya adalah taqarrub kepada Allah yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat, mengembangkan potensi manusia serta membentuk manusia yang berakhlak. Dalam prakteknya baik guru maupun murid memiliki sifat-sifat atau kewajiban yang harus dipenuhi. Guru adalah membimbing, meningkatkan, menyempurnakan dan menyucikan hati manusia sehingga dekat dengan sang Khaliknya. Sedangkan murid adalah orang yang memerlukan bimbingan dan pengarahan dari pendidik. Pendidik maupun peserta didik memiliki kode etik yang harus dipenuhi dalam proses pembelajaran. Metode, dianjurkan menggunakan metode yang bervariasi dan harus disesuaikan dengan usia, karakter dan daya tangkap siswa. Adapun macamnya ada dua: pendidikan agama meliputi hafalan, pemahaman, keyakinan, dan pembenaran; metode pendidikan akhlak yakni metode keteladanan dan metode pembiasaan. (2) Konsep yang ditawarkan oleh Paulo Freire memiliki corak radikal, karena berangkat dari perjuangannya yang melawan berbagai bentuk penindasan yang terjadi di zamannya. Menurutnya manusia sebagai subyek yang mampu merubah realitas. Ia lebih mengandalkan pada kebebasan manusia secara mutlak, tanpa adanya pengakuan bahwa penciptanya yang memiliki hak mutlak tersebut. Dasar konsep pendidikannya dipengaruhi oleh filsafat dan teologi Thamas Aqunass serta beberapa pemikiran tokoh teologi sezamannya. Dalam prakteknya guru maupun murid kedudukannya sejajar sebagai subyek yang sama-sama belajar, bertindak, berfikir, dan pada saat yang bersamaan berbicara menyatakan hasil tindakan dan buah fikirannya. Metodenya pun juga tidak mengesankan pada penanaman nilai-nilai budi pekerti, ia lebih mengarah pada pembelajara yang kontekstual, non naratif dan lebih pada realitas kehidupan. Metode yang ia gunakan adalah metode hadap masalah, dilog dan metode praxis; (3) Komparasi dari pendidikan Al-Ghazali dan Paulo Freire dapat dilihat dari sisi persamaan maupun perbedaannya. Persamaannya secara ekplisit terletak pada pengakuannya tentang keberadaan dan eksistensi manusia yang mana dengan fitrah kemanusiaan mampu melakukan sesuatu untuk tujuan hidupnya. Selain itu keduanya sama-sama muncul dari sosio-kultural yang inhuman (kolonialisasi pemikiran). Sehingga pendapat-pendapat yang digunakan bersumber dari kenyataan dalam hidup dan pengalaman mereka masing-masing. Perbedaannya adalah Al- Ghazali dalam pemikirannya memiliki corak religius-etik, ia mencetuskan konsep berbasis Islami, yang menekankan pada sisi spiritualitas manusia dan nilai-nilai moral. Sedangkan Paulo Freire dengan corak radikalnya mencetuskan konsep pendidikan pembebasan dalam usaha kesadaran kritis menuju humanisasi. Jika kedua konsep dapat dipadukan, maka akan menemui suatu konsep yang benar-benar dianggap ideal. Namun tidak secara keseluruhan, sebab konsep pendidikan Freire tidak sepenuhnya cocok dengan konsep ajaran Islam. Jadi, harus diambil sisi positifnya disesuaikan dengan kaidah-kaidah Islam. Pemikiran dan teori-teori pendidikan Al-Ghazali sebenarnya telah diadopsi oleh lembaga pendidikan Islam seperti Pesantren dan lembaga Islam lainnya. Sedangkan pempikiran dan teori-teori Paulo Freire diterapkan di Indonesia dengan pendekatan komplementer (kultural dan politik). Akhirnya, skripsi ini bermuara pada harapan bahwa pendidikan lebih memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar hidup, dalam prosesnya memberikan kesempatan berefleksi kepada siswa atas setiap pengalaman yang diperolehnya. Hal ini tidak hanya tanggung jawab sekolah sebagai institusi pendidikan, namun lebih jauh merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan sekolah. Mudah-mudahan konsepsi ini dapat menjadi masukan yang berarti bagi masa depan pendidian kita.
File Selengkapnya.....

Tag Favorit :

515. Studi Komparasi Konsep Pendidikan Al-Ghazali Dan Paulo Freire adalah yang barusan kamu baca.

Ketentuan Jika Kamu butuh file Lengkapnya kamu cukup mengganti bea maintance 20RIBU saja, Caranya silahkan chat WA, Setelah FILEnya dikirim ke Kamu baru kamu bayar (bisa di Alfamart/INDOMARET Mudahkan! , Request file ini Via WA Klik Disini

Buruan Mumpung masih Ada silahkan KLIK TOMBOL WHATSAPP/ WA Klik Disini



Gak ada Ruginya dari Pada cari kesana kemari, Klik Disini 515. Studi Komparasi Konsep Pendidikan Al-Ghazali Dan Paulo Freire

Belum ada Komentar untuk "515. Studi Komparasi Konsep Pendidikan Al-Ghazali Dan Paulo Freire"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel